Buya Yahya Road To Wonosobo


Alhamdulillah segala puji bagi Allah, sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada Sayyidina Muhammad SAW, Keluarga, Sahabat, Pengikut, dan sampai pada Umat sampai Yaumil Akhir. 

Alhamdulillah pada bulan mauled ini kita telah mendengar, menyaksikan banyaknya kaum muslimin mengadakan acara mauled Nabi Muhammad SAW dengan sangat meriah.
Kali ini Guru Besar kita ROAD TO WONOSOBO, beliau Buya Yahya Zainul Ma’arif berda’wah sampai di kota wonosobo, tepatnya di Masjid Istiqomah Desa Sawangan – Wonosobo pada jum’at kemaren 16 Robiul Awwal 1433 H / 10 Februari 2012 pkl 15.00 – 17.00 WIB

Tidak hanya di masjid istiqomah, beliau juga mengisi tausiah disalah satu pondok pesantren di daerah Kertek – Wonosobo. Pesantren yang dipimpin oleh Romo Kyai H Ismail dalam acara Khotmil Qur’an & Peringatan mauled nabi Muhammad SAW

Dalam Tausiahnya beliau menceritakan tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW dari awal sampai beliau wafat. Dan lebih menariknya lagi kali ini beliau berda’wah/bertausiah dengan bahasa daerah tersebut yaitu bahasa Jawa tengah.

Dengan Khusu’nya para jamaah mendengarkan tausiah yang disampaikan Buya Yahya secara  detail mengenai wafatnya Nabi Muhammad SAW, beliau menyampaikan bahwa ketika Nabi hendak diambil nyawanya, Nabi Muhammad SAW berwasiat kepada ummatnya “Sholat . . .   Sholat . . . Sholat” nabi Muhammad berwasiat kepada Ummatnya agar selalu menjaga sholatnya dan tak meninggalkan sholat dalam keadaan apapun, kemudian beliau juga berpesan “istausuu bin nisaa’ . . . .” jagalah para wanita. Nabi Muhammad berpesan agar Ummatnya selalu menjaga wanita/memulyakan para wanita.

Karena sangat khusu’nya para jamaah duduk dengan rapihnya ditempat yang telah disediakan oleh panitia sehingga acara mauled kali ini berjalan dengan lancer tanpa ada gangguan apapun.

Ketika sudah sampai penghujung acara, yaitu pembacaan doa, Buya Yahya memanjatkan doa dengan sangat khusu’, sehingga membuat para jamaah tersentuh hatinya, air mata pun menetes dari sebagian mata para jamaah yang mengamini doa tersebut. Sehingga suasana menjadi sangat sedih ketika Buya Yahya menyampaikan doa yang berkaitan dengan dosa-dosa, beliau menyelesaikan doanya dengan membaca kalimat “Laa Ilaa ha Illallah Muhammadarrasuulullah . . . ” kemudian para jamaah mengamininya.

Di saat selesai dari doanya, para jamaah serempak menuju Buya Yahya untuk bisa bersalaman atau menatap dengan dekat wajah beliau, setelah selesai acara di masjid istiqomah beliau langsung menuju pesantren, yang disitu beliau akan mengisi pada malam harinya.